Kamar Bawah, Sejumlah Esai dari Blog
Hampir dua bulan buku ini ditunggu kapan tiba di Manokwari. Saya kira buku tersebut tidak sampai ke alamat yang dituju atau salah sasaran. Mananti lamanya kedatangan buku, saya tidak putus asa, saya coba bantu dengan salat sunat dan salat malam. Bahkan, sesekali puasa Senin-Kamis supaya buku yang dinantikan tiba dengan selamat.
Aku
bertemu dengan dirinya ketika ia sedang memakai baju putih abu-abu di salah
satu SMA swasta di Makassar. Di salah satu masjid di dekat asaramanya, saya
sering melihat tak pernah luput dari segala macam salat. Benar-benar ahli
ibadah. Saya baru tahu kalau dirinya dipersiapkan menjadi penghafal
kitab suci Alquran. Sementara masjid bagi kami hanyalah tempat tidur dalam
menjalani hidup nomaden.
Setelah berjumpa dengan kami, dirinya sudah mulai tidak rajin
menghafal ayat Alquran, tetapi bergelut dengan pemikiran Karl-Marx, Nietzche, sampai Antony Gramscy yang teori pemikir tersebut diharamkan
masuk ke asrama penghafal Alquraan. Menurut kabar burung, ia hampir dikeluarkan
dari asramanya.
Setelah mengunyah habis teori-teori itu, ia sempat memimpin
demontrasi di sekolahnya gara-gara mis manajemen, dan saya pastikan ia telah dirasuki
oleh ruh pakar pendidikan yang membebaskan dari Amerika Latin, Paulo Freire.
Diam-diam, ia menaruh simpatik terhadap sastrawan Pramoedya Anata Toer, hampir semua buku-buku almarhum dilahapnya dan ia mulai
belajar menulis dan tulisan-tulisannya menarik, imajinatif, edukatif ,
kontekstual pula. Buku yang sekarang di depan sidang pembaca ini merupakan frasa
memahami semesta dengan segala kompleksitasnya.
-Dulhamidin ‘Noy’ Furu
Alumni Retorika UMI Makassar
_
Membaca Kamar Bawah berarti anda sedang membaca
kehidupan. Esai demi esai memberikan pesan moral yang mengajarkan kita belajar
memaknai kehidupan kita sehari-hari. Kamar Bawah juga menyeret kita pada situasi penulis
saat mengalami kegelisahan yang mencari jawaban dan solusi terhadap situasi
sosial yang membutuhkan penyelesaian cepat.
Kamar Bawah juga memaksamu untuk mengingat kembali kenangan masa lampau, di mana kenangan itu pada akhirnya yang menguatkan engkau hari ini. Setiap kisah membuat Anda akan semakin larut untuk semakin menyelaminya, bahkan akan membuatmu auto mengangguk untuk sebuah pembenaran dan menggeleng untuk sebuah ketidaksetujuan.
Kamar Bawah juga memaksamu untuk mengingat kembali kenangan masa lampau, di mana kenangan itu pada akhirnya yang menguatkan engkau hari ini. Setiap kisah membuat Anda akan semakin larut untuk semakin menyelaminya, bahkan akan membuatmu auto mengangguk untuk sebuah pembenaran dan menggeleng untuk sebuah ketidaksetujuan.
-Nhany Rachman
Khan
Penulis buku
Catatan Nhany, Kuliner-Peristiwa-Perjalanan
Komisioner KPU
Pangkep 2018-2023
_
Saya mengikuti pertumbuhan tulisan di blog Kamar Bawah milik bung F Daus AR dari semasa blog itu baru lahir, bermain layaknya anak-anak, remaja yang
jatuh cinta dan patah hati hingga kini menjadi blog yang dewasa dan sangat
matang.
Masa itu merentang tahun. Ia
terus bergerak dan mereformasi diri. Pada masa-masa itu fokusnya tidak pernah
buyar. Kamar Bawah terus saja mengukir jejak kata demi kata.
Kamar Bawah layaknya kawan baik.
Ia tidak menggurui, menghakimi apalagi menghardik. Tidak juga latah terhadap
momentum tertentu seperti pilpres, pilgub apalagi sekadar pilcaleg dan pilkada.
Sosial media pun, ia memilih
jalan sunyi. Tak mengidap penyakit narsisme saat sosial media lebih banyaknya
telah menjadi penyakit baru yang menghinggapi siapapun.
-Muhammad Ramli (Ramez) Sirajuddin
Logos
Coffe
Komentar
Posting Komentar