Membincang Bangku Cadangan

Poster bincang buku Bangku Cadangan


Sikap kita terhadap sepak bola berubah seiring dampak yang ditimbulkan globalisasi. Bocah bocah di Afrika, Amerika Selatan, atau di Asia mulai bermimpi nasionalisme kosmopolitan yang disandarkan pada sepak bola.

Franklin Foer, penulis sepak bola asal Amerika Serikat sudah sampai pada analisis relasi sepak bola dan pembantaian umat muslim di Bosnia dan mafia koruptor di dunia ketiga. Itu bisa dibaca di bukunya: Memahami Dunia Lewat Sepak Bola (Marjin Kiri: 2006).

Di buku Bangku Cadangan yang tersusun dari kumpulan esai sepak bola yang akan diperbincangkan ini menampilkan respons tentang sepak bola yang tidak berhenti dimainkan sepanjang waktu 2 x 45 menit. Sepak bola akan terus dimainkan (dibicarakan) meski kompetisi sudah selesai.

Bangku Cadangan di beberapa esai mengisahkan ulang hal hal di balik pertandingan. Sepak bola bukan melulu taktik. Ada konspirasi, pengkhianatan, transaksi.

Seorang fans yang kecewa akibat pemain idolanya didepak dari klub yang telah ia bela di separuh hidupnya. Pada dasarnya, hal itu sesungguhnya, merupakan relasi dari kerja kapital yang tak terjangkau dari tempat duduk kita di bangku stadion.

Buku terbitan terakhir katalog 2019 Rumah Saraung. Agak telat, tetapi tak mengapa. Begitulah penerbit indie bekerja.

Buku ini ditulis fans nostalgik AS Roma yang juga mencintai Chelsea dengan kritis, Andi Ilham Badawi. Dieditori fans melankolik MU, Ahyar Manzis yang mengidolakan legenda Turki, Ilhan Mansiz, pemain yang pernah mencoba bertindak kurang ajar karena mau melewati Roberto Carlos dengan teknik rainbow flick ketika Turki berjumpa Brazil di Piala Dunia 1998.

Sampulnya yang sendu digarap Imran Al Muhammad. Dan, penyelaras aksaranya agar tidak lebay, justru, diperiksa oleh orang yang membenci sepak bola sejak Maradona pensiun: Badauni Palinrungi. Sungguh kerja kolektif yang menawan

Nhany, penulis dan Komisioner KPU Pangkep (kiri) dan Hanyah dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Pangkep bersantai dengan buku Bangku Cadangan sebelum kegiatan dimulai

Suasana bincang buku Bangku Cadangan di Taman Musafir Pangkep. Program ini terlaksana atas kerja kolektif Nongkrong Literasi dan Gusdurian Pangkep


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengetuk Pintu Demokrasi Melalui Cerpen dan Puisi

Kenali Pangkepmu - Beberapa Hal yang Perlu Diketahui